Roh Kudus harus dijadikan pendukung utama di dalam
pelayanan firman Allah jika kita mahu pelayanan firman Allah itu benar-benar
menjadi pemangkin bagi pertumbuhan iman para anggota Jemaah. Kurnia Roh Kudus seperti pemberita Injil,
gembala, utusan gerejani dan rasul adalah kurnia yang khusus bagi pertumbuhan
gereja[1].
Roh Kudus telah dicurahkan ke dunia pada Hari
Pentakosta (Kis 2:1-13) dan sejak itu sangat nyata bahawa Dia bekerja di dalam
pelayanan di kalangan murid Tuhan Yesus yang telah menyebarluaskan Berita Baik
bermula di Yerusalem sampai ke hujung bumi.
Dari peristiwa ini, kita dapat simpulkan bahawa pelayanan Roh Kudus
sangat penting di dalam pemberitaan Injil Kristus lalu rasul Paulus menulis:
Aku juga telah datang kepadamu
dalam kelemahan dan dengan sangat takut dan gentar. Baik perkataanku mahupun pemberitaanku tidak
kusampaikan dengan kata-kata hikmat yang meyakinkan, tetapi dengan keyakinan
akan kekuatan Roh, supaya iman kamu jangan bergantung pada hikmat manusia,
tetapi pada kekuatan Allah (1 Kor. 2:3-5).
Apabila pemberitaan firman Allah itu hanya
bergantung kepada hikmat atau kekuatan manusia sudah pasti pemberitaan itu
tidak banyak membawa hasil. Ramai
pengkhutbah yang sudah biasa memulakan khutbah dengan memohon kekuatan daripada
Roh Kudus di dalam penyampaian khutbah.
Ini sangat baik dan memang perlu namun peranan Roh Kudus di dalam
penyampaian khutbah bermula lebih awal daripada itu. Ia bermula ketika seseorang itu menerima
lahir baru (baptisan Roh) daripada Roh Kudus.
Penerimaan kita akan baptisan Roh Kudus yang akan menentukan sama ada
kita mampu berkhutbah dengan kekuatan Roh atau kita hanya bergantung kepada
kekuatan dan hikmat manusia semata-mata.
Salah satu kurnia Roh Kudus adalah pelayanan.
Kurnia pelayanan adalah kemampuan
istimewa yang diberikan oleh Allah kepada beberapa anggota dalam tubuh Kristus
untuk mengenal keperluan-keperluan yang belum dipenuhi yang termasuk suatu
tugas yang berhubungan dengan pekerjaan Tuhan serta menggunakan sumber daya
yang tersedia untuk memenuhi keperluan-keperluan itu dan membantu mencapai
tujuan-tujuan yang diinginkan[2].
Roh Kudus merupakan anggota Tritunggal yang selalu
diabaikan malah ada di kalangan hamba Allah yang terang-terangan menolak-Nya
lalu kita tidak hairan apabila penyampaian khutbah itu boleh diibaratkan
sekadar memenuhi ruang acara ibadah.
Orang Kristian mengaku percaya kepada Roh Kudus sebagaimana mereka
ucapkan dalam pengakuan Iman Rasuli “Aku
percaya kepada Roh Kudus” namun sekadar melafazkan kata ‘percaya’ tidak membuktikan bahawa Roh
Kudus diberi tempat utama dalam memimpin kehidupan seseorang.
Dalam pada itu, kita akan berusaha untuk
mengetengahkan kepada semua pembaca tentang peranan Roh Kudus dalam kehidupan
pelayanan Tuhan Yesus dan para murid-Nya selepas Tuhan Yesus naik ke syurga. Proses yang sama ini juga harus berlaku dalam
kehidupan kita sekiranya kita mahu menjadi penyampai Firman Allah yang
berhasil.
A)
Peranan Roh Kudus dalam
Pelayanan Tuhan Yesus
Tuhan Yesus telah dikandung oleh
Roh Kudus dan membesar di dalam pimpinan Roh Kudus dan Dia adalah Putera yang
telah dijanjikan Allah untuk menyelamatkan manusia dari dosa. Dia sebagai Anak Allah yang telah menjadi
manusia pun tidak memulakan pelayanan-Nya sebelum Dia menerima baptisan Roh
Kudus. Tuhan Yesus mengabdikan diri-Nya
sepenuhnya kepada pimpinan Roh Kudus di dalam melaksanakan tugas pelayanan-Nya
sehingga mati di kayu salib. Kita boleh
menelusuri proses-proses yang telah dilalui oleh Tuhan Yesus ketika Dia
mempersiapkan diri-Nya secara rohani sebelum Dia memulakan pelayanan-Nya[3].
i)
Roh Kudus telah Membaptis
Tuhan Yesus
Lukas 3:22a “...dan turunlah Roh Kudus dalam rupa burung
merpati ke atas-Nya...”
Ketika kita membaca ayat ini, apa
yang sering berlaku ialah kita hanya melihat tentang upacara pembaptisan air yang
dialami oleh Tuhan Yesus tanpa melihat peristiwa yang lebih penting di
dalamnya. Kita diberitahu oleh penulis
Injil Lukas bahawa Roh Kudus turun ke atas Tuhan Yesus dalam rupa burung
merpati dan suara dari atas kedengaran sebagai satu pengisytiharan tentang
Yesus sebagai Anak Allah yang dikasihi-Nya.
Inilah saat Yesus menerima baptisan Roh Kudus yang jauh lebih penting
bagi-Nya berbanding pembaptisan air.
Tuhan Yesus sebenarnya tidak perlu menjalankan pembaptisan air sebab Dia
tidak berdosa tetapi hanya untuk mengidentifikasi-kan (menyamakan) diri-Nya
dengan manusia yang berdosa (Mat 3:14-15).
Gereja sering membuat istilah
yang mengelirukan tentang pembaptisan.
Harus ada usaha untuk membezakan di antara baptisan air dan baptisan Roh
Kudus sebab pembaptisan air tidak bererti seseorang itu juga sudah dibaptis
dengan Roh Kudus. Ini dapat dibuktikan
dengan tingkah laku orang-orang yang mengaku percaya kepada Tuhan Yesus dan
sudah menerima baptisan air tetapi langsung tidak menyedari bahawa mereka menghujat
Roh Kudus apabila mereka mengolok-olokkan kurnia Roh Kudus khususnya kurnia
bahasa lidah bahkan di kalangan pendeta/pastor pun ada yang terang-terangan
menghujat Roh Kudus kerana mereka belum memiliki Roh Kudus yang bekerja secara
aktif di dalam hidup mereka. Bagi Tuhan
Yesus upacara pembaptisan air juga adalah upacara yang sama di mana Dia
menerima baptisan Roh Kudus. Peristiwa
itu adalah dua dalam satu.
ii)
Roh Kudus telah Memimpin
Tuhan Yesus
Di dalam Injil Lukas 4:1 tercatat
“ Yesus yang penuh dengan Roh Kudus
kembali dari sungai Yordan lalu dibawa oleh Roh Kudus ke padang gurun”.
Peristiwa seterusnya ialah Tuhan
Yesus dicubai Iblis di padang gurun.
Dalam keadaan lapar setelah berpuasa selama 40 hari dan 40 malam, Tuhan
Yesus tidak terpengaruh dengan tipu muslihat Iblis untuk memerintah batu-batu
menjadi roti. Ramai hamba Allah yang
begitu mudah jatuh dalam pencubaan sebab selagi belum menerima baptisan Roh
Kudus, mereka hanya bersandar kepada kekuatan manusia.
Sebab mereka yang pernah diterangi
hatinya, pernah menikmati kurnia syurgawi, dan yang pernah mendapat bahagian dalam Roh Kudus dan
yang menikmati firman yang baik daripada Allah dan kurnia-kurnia dunia yang
akan datang, namun yang murtad lagi tidak mungkin akan dibaharui sekali lagi
sedemikian sehingga mereka bertaubat sebab mereka menyalibkan lagi Anak Allah bagi diri mereka dan
menghina-Nya di depan umum (Ibr 6:4-6)
Mereka yang sudah menerima
baptisan Roh Kudus pun tidak ada jaminan bahawa mereka akan terus hidup dalam
kebenaran firman Allah kecuali mereka terus menerus hidup dibawa pimpinan Roh
Kudus. Iblis akan berusaha untuk
menjatuhkan orang-orang yang diurapi oleh Roh Kudus sebab kejatuhan orang-orang
seperti itu akan memberi impak yang besar kepada penyebaran kerajaan Allah di dunia
ini. Jadi, setiap hamba Allah yang sudah
memiliki kurnia Roh Kudus harus waspada jangan sampai jatuh dalam dosa sebab
mereka yang murtad tidak mungkin akan bertaubat sekali lagi sebab mereka telah
menyalibkan Anak Allah untuk kedua
kalinya bagi diri mereka dan menghina-Nya di depan umum. Petikan tersebut tidak menyentuh tentang
tidak dapat diampuni lagi melainkan orang itu yang tidak akan bertaubat lagi
sebab keadaan sekeliling tidak membantunya untuk bertaubat dan kembali lagi
kerana Iblis dalam rupa-rupa rakan-rakan sepelayanan dahulunya tetap akan
memandang cerung kepada seseorang yang pernah berada di atas puncak pelayanan
tetapi tiba-tiba jatuh dalam dosa. Pun
kita tidak dapat menyalahkan sesiapapun dalam hal ini, iblis pun tidak dapat
dipersalahkan sebab itu adalah pilihan kita sendiri. Kalau kita sudah tahu di
dalam sungai ada buaya, mengapa kita terjun ke dalam juga?
Hamba Tuhan yang benar-benar
terpilih untuk melayani Allah harus memulakan pelayanannya dengan berpuasa
setelah menerima baptisan Roh Kudus sebab ini akan membuatnya lebih peka
terhadap suara Roh Kudus. Berilah
beberapa waktu untuk berpuasa agar kita mempunyai waktu yang benar-benar
bersendirian dengan Tuhan Yesus.
iii)
Roh Kudus Adalah Sumber
Kuasa Tuhan Yesus
Dalam Injil Lukas 4:14 tertulis,
“Dalam kuasa Roh kembalilah Yesus ke
Galilea....”
Ayat ini menjelaskan bahawa Yesus
memulakan pelayanan-Nya di dalam kuasa Roh Kudus. Setakat ini, kita sudah diberitahu bahawa Dia
telah menerima baptisan Roh Kudus (Luk 3:22) lalu Dia menjalankan puasa selama
40 hari dan 40 malam di padang gurun yang mana akhirnya Dia dicobai oleh Iblis
(Mat 4:1-11) dan kini Dia kembali ke Galilea dalam kuasa Roh Kudus untuk
memulakan pelayanan-Nya setelah Dia melalui beberapa proses untuk memurnikan
diri-Nya.
Yesus sebagai Anak Allah pun
memerlukan kuasa Roh Kudus sebelum Dia memulakan pelayanan-Nya. Siapalah kita ini yang tidak memerlukan kuasa
Roh Kudus untuk memampukan kita menunaikan tanggungjawab sebagai pelayan. Seorang pelayan firman Allah juga memerlukan
baptisan Roh Kudus agar ia mempunyai kuasa untuk menunaikan tugas pelayanan-Nya
dengan berhasil.
iv)
Roh Kudus telah Mengurapi
Tuhan Yesus
Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab
Dia telah mengurapi Aku untuk menyampaikan Khabar Baik kepada orang-orang
miskin; dan Dia telah mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan kepada
orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan
orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang
(Luk 4:18-19).
Inilah saat pengisytiharan
daripada Tuhan Yesus sendiri secara rasmi bahawa Roh Kudus yang ada pada
diri-Nya yang telah mengurapi-Nya untuk menyampaikan Berita Baik, membebaskan
orang dalam tawanan, memberi penglihatan kepada orang buta dan mengisytiharkan
penyelamatan daripada Allah telah datang.
Ketika Tuhan Yesus melancarkan
pelayanan-Nya ayat Alkitab yang paling sesuai untuk dibaca adalah Yesaya 61:1-2
sebab dua ayat ini telah menggariskan bidang pelayanan-Nya iaitu untuk:-
a) Memberitakan Berita Baik
kepada orang-orang miskin
b) Menyembuhkan hati yang
hancur
c) Memberitakan pembebasan
kepada orang-orang tawanan
d) Memulihkan penglihatan
bagi orang-orang buta
e) Membebaskan orang-orang
yang tertindas
f) Memberitakan tahun rahmat
Tuhan telah datang.
Tuhan Yesus dulu pernah
membangkitkan Lazarus dari antara orang mati, pernah memulihkan penglihatan
Bartimeus, pernah mengusir roh jahat, pelayanan-Nya menghasilkan pertaubatan di
kalangan pelacur dan pemungut cukai pun bertaubat. Yesus mengatakan bahawa kita boleh melakukan
lebih besar daripada itu sebab sekarang Dia duduk di sebelah kanan Allah Bapa
dan apapun yang kita minta kepada Bapa kita di syurga di dalam nama-Nya akan
dikabulkan-Nya (Yoh 14:12).
Bidang pelayanan yang telah
dilakukan oleh Tuhan Yesus merupakan contoh bidang pelayanan bagi seorang hamba
Allah. Persiapan rohani yang telah
dilalui oleh Tuhan Yesus juga merupakan persiapan rohani yang perlu dilalui
oleh seorang pelayan, jauh lebih penting dari latihan akademik agar dia menjadi
seorang pelayan yang benar-benar berhati pelayan yang terbeban terhadap
pelayanannya.
Kita tidak dapat mengabaikan
proses yang telah dilalui oleh Tuhan Yesus sebelum Dia memulakan pelayanan-Nya
sebab Dia sebagai Gembala Agung kita
adalah teladan yang terbaik. Seorang
pelayan tidak mempunyai pilihan selain mengikuti teladan Tuhan Yesus jika ia
mahu menjadi pelayan yang berhasil dan yang melakukan kehendak Bapa di syurga.
B)
Tujuan Pencurahan Roh
Kudus
Pencurahan Roh Kudus pada Hari
Pentakosta telah dinubuat oleh nabi Yoel (Yl 2:28-29) yang mana rasul Petrus
sekali lagi telah merujuknya di dalam Kisah Para Rasul 2:17-18:-
Akan terjadi pada hari-hari
terakhir – demikian firman Allah bahawa Aku akan mencurahkan Roh-Ku ke atas
semua manusia; anak-anakmu laki-laki dan perempuan akan bernubuat, dan teruna-terunamu
akan mendapat penglihatan-penglihatan dan orang-orangmu yang tua akan mendapat
mimpi. Juga ke atas hamba-hamba-Ku
laki-laki dan perempuan akan Ku curahkan Roh Ku pada hari-hari itu dan mereka
akan bernubuat.
Allah telah menunaikan janji-Nya
seperti yang dinubuatkan oleh nabi Yoel pada Hari Pentakosta bila Dia
mencurahkan Roh-Nya. Sekarang ini adalah
hari-hari terakhir sebelum kedatangan Tuhan Yesus untuk kedua kalinya. Di antara tujuan Allah mencurahkan Roh-Nya
kepada dunia ialah:-
i)
Menginsafkan Dunia
Dalam Injil Yohanes 16:8
tercatat, “Dan kalau Ia datang Ia akan
menginsafkan dunia akan dosa, kebenaran dan penghakiman”. Kedatangan Tuhan Yesus ke dunia memungkinkan
dosa yang tidak diketahui sebelumnya kini diketahui. “Sekiranya
Aku tidak datang dan tidak berkata-kata kepada mereka, mereka tentu tidak
berdosa. Tetapi sekarang mereka tidak
mempunyai dalih bagi dosa mereka” (Yoh. 15:22).
Pemberitaan firman Allah tidak
akan mampu menyedarkan anggota Jemaah jika ia tidak disertai dengan kuasa Roh
Kudus sebab hanya kuasa Roh Kudus yang mampu menyedarkan para anggota Jemaah
tentang dosa-dosa mereka sehingga mereka bertaubat.
ii)
Memberi Kelahiran Baru
Percakapan di antara Nikodemus
dan Tuhan Yesus (Yoh 3) merupakan prosess kelahiran baru di mana ia bermula
dengan kelahiran dari atas dan seterusnya dilahirkan dari air dan Roh. Dilahirkan dari atas hanya membolehkan kita
melihat kerajaan Allah (ayat 3) sementera dilahirkan dari air dan Roh (ayat 5)
memampukan kita masuk ke dalam kerajaan Allah[4].
Ramai ahli kitab yang menjelaskan
bahawa air dalam Alkitab selalu merujuk kepada firman Allah yang mengubahkan
kehidupan manusia namun firman Allah sahaja tidak mencukupi melainkan perlu
juga Roh sebab itulah hanya orang yang dilahirkan dari air dan roh yang adalah
orang-orang yang boleh masuk ke dalam kerajaan Allah. Penjelasan yang lain tentang frasa dilahirkan
dari air dan roh ialah merujuk kepada Baptisan Air dan Baptisan Roh Kudus.
Seorang pengkhutbah hendaklah
seorang yang sudah dilahirkan baru sebab pelayan seperti ini akan peka terhadap
pimpinan Roh Kudus dan mampu memimpin orang lain untuk mengalami lahir
baru. Pertumbuhan hidup rohani seseorang
sesudah dilahirkan baru, di antaranya adalah seperti berikut[5].
a) Semakin mencintai Allah
Bapa, Anak dan Roh Kudus (Mrk 12:30);
b) Hidup dalam kuasa Roh
kudus (Ef 5:18);
c) Buah-buah Roh Kudus
kelihatan bekerja di dalam hidupnya (Gal 5:22-23);
d) Bertambah dalam
pengetahuan akan firman Allah (2 Tim 3:16-17);
e) Rindu menghadiri
persekutuan orang Kristian (Ibr 10:25);
f) Rindu bersaksi tentang
Tuhan Yesus (Mat 28-19-20);
g) Tidak akan berkompromi
dengan dosa (Kis 5:29); dan
h) Mampu datang kepada Allah
melalui puji-pujian (Mzm 22:4).
C)
Tujuan baptisan Roh Kudus
Baptisan Roh Kudus adalah penting
bagi orang Kristian dan untuk memahaminya kita perlu kembali kepada ayat-ayat
Alkitab yang telah menyentuh tentang baptisan Roh Kudus. Matius 3:11, Lukas 3:16, Markus 1:8 dan
Yohanes 1:33 mengatakan bahawa Yesus sendiri yang akan membaptis kita dengan Roh
Kudus.
Ketika kita menerima Tuhan Yesus
sebagai Tuhan dan penyelamat peribadi secara rohani kita telah menerima Roh
Kudus (Yoh 20:22) tetapi setakat itu Roh Kudus belum mampu bekerja secara aktif
di dalam kehidupan kita kerana Roh Kudus belum dibebaskan dari dalam hati kita.
Dalam perikop ini (Yohanes
20:19-23) Tuhan Yesus sudah menampakkan diri-Nya kepada para pengikut-Nya dan
telah pun memberikan Roh-Nya kepada mereka tetapi apa yang telah terjadi? Mereka tidak segera pergi memberitakan Berita
Baik melainkan mereka kembali kepada profession mereka yang lama. Murid-murid Tuhan Yesus hanya memulakan
pelayanan selepas pencurahan Roh Kudus pada Hari Pentakosta sebab Roh yang
Yesus sudah berikan lebih awal hanya dapat dibebaskan apabila Roh Kudus turun
ke atas mereka.
Ketika Tuhan Yesus membaptis kita
dengan Roh Kudus[6],
itulah saat pembebasan Roh Kudus.
Menerima Roh Kudus diibaratkan kita meminum segelas air sementara
baptisan Roh Kudus adalah diibaratkan kita terjun ke dalam kolam mandi[7]. Air di dalam sebuah gelas dan air di dalam
sebuah kolam mandi sama sifatnya tetapi dengan ukuran yang berbeza. Orang yang meminum segelas air tidak akan
kelihatan kesan di luar tubuhnya tetapi seseorang yang baru keluar dari kolam
mandi, semua orang yang melihatnya akan mengetahui bahawa dia baru sahaja
keluar dari kolam mandi. Dia akan
mengalami beberapa perubahan: pakaiannya basah yang perlu diganti dengan
pakaian baru (pembaharuan hidup), kalau ada kotoran yang melekat pada tubuhnya
telah dibersihkan (penyucian) dan seorang yang sudah bersih tidak akan
mencemarkan dirinya dengan perkara-perkara yang kotor (Why 3:4 - pengasingan
diri dari dosa).
Orang Samaria dalam Kisah Para
Rasul 8 telah dilahirkan dari atas, percaya kepada Tuhan Yesus dan dibaptis
dengan air tetapi mereka belum menerima baptisan Roh Kudus sehingga rasul
Petrus dan Yohanes menumpangkan tangan ke atas mereka. Penerimaan baptisan Roh Kudus adalah bukti
bahawa kita benar-benar telah bertaubat sebab Simon, ahli sihir itu, tidak
datang untuk menerima baptisan Roh Kudus kerana di dalam hatinya dikatakan
bahawa masih banyak kejahatan yang tersembunyi (Kis 8:21-23). Dia sudah dibaptis dengan air dan percaya
kepada Tuhan Yesus tetapi ia belum bertaubat.
Seseorang yang belum diperbaharui
hatinya tidak mungkin ia mahu menerima baptisan Roh Kudus sebab dosa adalah
penghalang utama untuk menerimanya terutama dosa tidak percaya kepada firman
Allah. Dalam kitab Kisah Para Rasul
telah tercatat empat peristiwa yang merujuk kepada baptisan Roh Kudus (2:1-4;
8:7; 10:44 dan 19:6) tetapi seseorang yang belum bertaubat tidak mungkin ia
rindu untuk mengalaminya.
Melalui baptisan Roh Kudus kita
akan menerima kepenuhan Roh Kudus (Kis 4:31 dan 9:17) dan penerimaan baptisan
Roh Kudus adalah atas pilihan kita sendiri.
Walaupun Tuhan Yesus mengetahui bahawa kita memerlukan baptisan Roh
Kudus khususnya di kalangan pelayan firman Allah, selagi kita tidak mahu
melangkah di dalam iman untuk menerimanya, Yesus tidak pernah memaksanya ke
atas sesiapapun jua.
Tuhan Yesus adalah Anak Allah,
dikandung oleh Roh Kudus (Luk 1:35) dan membesar dalam pimpinan Roh Kudus
tetapi kita tahu bahawa Dia hanya memulakan pelayanan-Nya setelah Dia dibaptis
dengan Roh Kudus[8]. Siapalah kita ini yang tidak memerlukan
baptisan Roh Kudus! Di antara tujuan
baptisan Roh Kudus:-
i)
Membebaskan Kurnia-Kurnia
Roh Kudus
Kurnia-kurnia Roh Kudus seperti
yang tercatat di dalam 1 Korintus 12:7-10 tidak dapat diterima dengan hanya
berdoa sahaja. Kurnia-kurnia itu akan
mula beroperasi di dalam kehidupan seseorang apabila ia sudah menerima baptisan
Roh Kudus sebab baptisan Roh Kudus yang akan membebaskan kurnia-kurnia Roh yang
sebenarnya sudah pun diberikan kepada kita.
Iman yang boleh memindahkan
gunung yang mana Tuhan Yesus maksudkan di dalam Matius 17:20 dan Matius 21:21
adalah iman yang merupakan kurnia Roh Kudus.
Yakobus juga merujuk kepada hal yang sama apabila ia mengatakan bahawa
doa orang yang benar akan menyembuhkan orang sakit (Yak 5:15-16). [9]
Kurnia Roh Kudus yang sering kali
menjadi tanda pertama bahawa seseorang itu telah menerima baptisan Roh Kudus
adalah bahasa lidah (1 Kor. 14:4) kerana kurnia ini khusus untuk membangun diri
sendiri. Membangun diri sendiri
maksudnya menguatkan iman kita sehingga kita memperoleh kurnia iman. Seorang pelayan yang mahu membangunkan iman
Jemaahnya, ia perlu terlebih dahulu membangunkan imannya sendiri barulah ia
dapat membangunkan iman orang lain.
Sebah itu, bahasa lidah biasanya adalah kurnia Roh Kudus yang
pertama-tama diterima apabila seseorang itu menyerahkan dirinya sepenuhnya
kepada Tuhan Yesus melalui baptisan Roh Kudus[10].
Kalau kita dipenuhi oleh Roh
Kudus sudah pasti bahasa lidah yang meluap keluar dari bibir kita sama juga
dengan orang yang penuh dengan minuman keras sudah tentu bahasa minuman keras
(bahasa aramai iti) yang akan keluar dari bibirnya [11].
Bahasa lidah adalah kurnia Roh
Kudus yang paling nyata yang boleh didengar oleh telinga manusia. Syaitan begitu tidak menyukai bahasa lidah lalu
ia memperalatkan orang-orang yang mengaku Kristian tetapi belum bertaubat untuk
menyerangnya. Ada di kalangan orang
Kristian yang bergelar Pendeta pun sanggup menuduh mereka yang berbahasa lidah
sebagai berbisik-bisik dengan Syaitan.
Mengapa Syaitan berusaha meniadakan bahasa lidah? Bahasa lidah yang diungkapkan oleh seseorang
adalah bertujuan untuk berkomunikasi dengan Allah walaupun orang itu sendiri
tidak memahaminya tetapi dengan iman bahawa apapun jenis bahasa lidah yang Roh
Kudus berikan kepada kita ia adalah berguna untuk membangunkan diri sendiri.
Berdoa dalam Roh disebut tiga
kali dalam Perjanjian Baru. 1 Korintus
14:14-15 berkata, ‘Jika aku berdoa dalam
bahasa yang ajaib rohku memang berdoa tetapi fikiranku tidak terbabit. Jika demikian, apakah yang harus aku
lakukan? Aku akan berdoa dengan rohku,
tetapi aku berdoa dengan fikiranku juga.
Aku akan menyanyi dengan rohku tetapi aku akan menyanyi dengan fikiranku
juga”. Efesus 6:18 berkata “Berdoalah setiap waktu di dalam Roh dan
berjaga-jagalah di dalam doamu itu dengan permohonan yang tak putus-putus untuk
segala orang kudus. Yudas 20 berkata,
“Akan tetapi kamu saudara-saudaraku yang
kekasih, bangunlah dirimu sendiri di atas dasar imanmu yang paling suci dan
berdoalah dalam Roh Kudus”.Jadi apakah sebenarnya erti berdoa dalam Roh?
Terjemahan bahasaYunani tentang ‘berdoa dalam’ mempunyai pelbagai
pengertian. Ia boleh juga bererti “dengan pertolongan”, “dalam lingkungan” dan dalam hubungan dengan”. Berdoa dalam Roh tidak merujuk kepada
perkataan yang kita ungkapkan melainkan cara kita berdoa. Berdoa dalam Roh adalah berdoa menurut pimpinan
Roh Kudus. Ia adalah berdoa bagi
perkara-perkara yang mana Roh Kudus ingin kita doakannya walapun kita sendiri tidak
tahu menahu tentang perkara itu. Dalam
Roma 8:26 tertulis, “Demikian juga Roh
membantu kita dalam kelemahan kita; sebab kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya
harus berdoa; tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan
keluhan-keluhan yang tidak terucapkan.”
Syaitan sangat tidak suka dengan bahasa lidah kerana ia tidak ada
peluang untuk mencemarkan doa kita kerana sebelum ia berhasil menimbulkan
keraguan di dalam fikiran kita, doa kita sudah sampai kepada Bapa kita di
syurga. Di dalam Yohanes 4:23-24
dinyatakan bahawa penyembah yang benar harus menyembah Dia di dalam Roh dan
kebenaran.
ii)
Memimpin Mengetahui
Fikiran Allah
Ketika kita berkhutbah, kita
menyampaikan firman Allah. Bagaimanakah
kita tahu dengan pasti bahawa apa yang kita sampaikan itu adalah kehendak
Allah? ‘Tetapi melalui Roh-Nya, Allah menyatakan rancangan-Nya kepada
kita. Roh Allah menyelidiki segala
sesuatu bahkan rancangan Allah yang tersembunyi sekalipun” (1 Kor.
2:10). Ayat ini menunjukkan betapa
pentingnya kuasa Roh Kudus di dalam hidup seorang pelayan sebab dia hanya dapat
mengetahui kehendak Allah apabila ia dipimpin oleh Roh Kudus.
iii)
Memberi Kuasa Untuk
Berkhutbah
Berkhutbah memerlukan kuasa dan
Yesus telah berjanji untuk mengutus Roh Kudus kepada murid-murid-Nya yang
sedang menunggu di bilik atas “....bersama-sama
dengan mereka, Ia melarang mereka meninggalkan Yerusalem dan menyuruh mereka
tinggal di situ menantikan janji Bapa...” (Kis 1:4). Yesus berkata “...sebab Yohanes, membaptis dengan air tetapi tidak lama lagi kamu akan
dibaptis dengan Roh Kudus” (Kis
1:5). Lalu Ia berkata lagi, “Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh
Kudus turun ke atas kamu dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di
Yudea dan Samaria dan sampai ke hujung bumi (Kis 1:8).
Sepanjang catatan Kisah Para
Rasul yang memakan masa kurang lebih 30 tahun, orang-orang percaya menerima
baptisan dan kepenuhan Roh Kudus (Kis 2:4; 8:17; 10:44 dan 19:6). Bandingkan Kisah Para Rasul 4:31, di mana
murid-murid Tuhan Yesus dipenuhi kembali dengan Roh Kudus: “Dan
ketika mereka sedang berdoa, goyanglah tempat mereka berkumpul itu dan mereka
semua penuh dengan Roh Kudus, lalu mereka memberitakan firman Allah dengan
berani”. Keberanian untuk
memberitakan kebenaran firman Allah tanpa rasa takut adalah hasil daripada
kepenuhan Roh Kudus[12].
Kita diberitahu oleh Injil Yohanes
bahawa setelah Yesus dibangkitkan dari antara orang mati, murid-murid-Nya telah
bertemu dengan-Nya. Tetapi selama empat
puluh hari Tuhan Yesus berada di atas bumi selepas Dia dibangkitkan, tidak ada
catatan dalam Injil bahawa murid-murid-Nya sudah mula menyebarkan Berita Baik
melainkan mereka kembali kepada pekerjaan mereka yang lama. Petrus adalah mantan nelayan lalu ia kembali
menjadi nelayan. Injil Yohanes melaporkan
bahawa Yesus menemukan mereka di tepi danau sedang menangkap ikan sama seperti
waktu dahulu ketika Yesus memanggil mereka untuk menjadi penjala manusia.
Keberanian mereka untuk
memberitakan Berita Baik terjadi selepas Roh Kudus turun ke atas mereka pada
Hari Pentakosta (Kis 2:1-4). Keberanian
kita untuk memberitakan firman Allah tanpa takut juga akan terjadi apabila kita
menerima baptisan Roh Kudus. Alasan kedua yang menyebabkan kita tidak berani
menyatakan kebenaran secara terus terang ialah kerana kita juga masih
bergelumang di dalam dosa tetapi baptisan Roh Kudus tidak mengizinkan kita
tetap dalam dosa sebab itu ramai yang menolak baptisan Roh Kudus sebab tidak
rela meninggalkan segala keseronokan dunia.
Apa yang sering terjadi kini
bukan sahaja seorang pengkhutbah itu tidak berani menegur tingkah laku para
anggota Jemaah yang tidak memuliakan Tuhan tetapi cara penyampaian khutbah juga
tidak memenuhi persyaratan sebagai khutbah melainkan lebih mirip kepada ceramah
Alkitab sahaja. Ini disebabkan seorang
pengkhutbah itu tidak menyampaikan apa yang menjadi kehendak Allah melainkan
sekadar berbicara tentang kebenaran Alkitab tanpa ada tujuan dan sasaran yang
jelas.
Gereja Tuhan Yesus dimulakan pada
Hari Pentakosta. Pada hari itu, khutbah
pertama yang telah disampaikan telah menyebabkan 3,000 jiwa menyerahkan hidup
mereka kepada Tuhan Yesus.
Dasar pelayanan Gereja Tuhan
Yesus yang benar-benar mengikut ajaran Alkitab adalah Kisah Para Rasul fasal 1
hingga 4. Para pemimpin gereja yang mahu
membangun Jemaah mereka secara rohani perlu mengkaji kembali empat fasal
pertama dalam Kisah Para Rasul sebab itulah dasar sebuah gereja yang
kukuh. Namun pada zaman sekarang, kita
jarang mendengar seorang gembala berkhutbah tentang 4 fasal pertama itu kecuali
Kisah Para Rasul 2:41-47. Ramai gembala
yang merindukan kehidupan Jemaahnya seperti itu tanpa memikir mengapa kehidupan
Jemaah yang pertama sedemikian rupa: mereka bertekun dalam pengajaran,
persekutuan dan sebagainya. Semua itu
adalah akibat dari apa yang terjadi pada Hari Pentakosta, pencurahan Roh Kudus.
Aliran gereja juga seringkali
menjadi penghalang bagi sesebuah gereja untuk melaksanakan dasar-dasar pelayanan
yang alkitabiah sesuai dengan apa yang terdapat dalam Alkitab terutamanya dasar
yang ada di dalam Kisah Para Rasul dua bab yang pertama. Sesebuah Gereja selalu dikongkong oleh
fahaman aliran yang diikutinya. Apa lagi
jika pucuk pimpinan gereja itu terlalu mengagung-agungkan aliran gerejanya
sehingga kedudukan Alkitab hanya di tempat kedua sebab yang terutama adalah
fahaman alirannya.
Aliran gereja ada kalanya
menjerumus kita kepada penyembahan berhala sebab banyak pengertian tentang
kebenaran firman Allah yang dirujuk kepada fahaman aliran tersebut. Sepatutnya, kita merujuk kepada pengajaran
yang datangnya daripada Roh Kudus (Yoh 14:26).
Pada akhirnya juga, fahaman aliran tersebut tidak menjamin bahawa kita
akan masuk ke syurga melainkan kita melakukan kehendak Bapa kita yang ada di
syurga melalui Yesus Kristus (Mat 7:21).
Tidak salah kita ada aliran tetapi harus bijaksana jangan ikut fahaman
aliran tersebut secara membabi buta sahaja.
iv)
Memberi Kuasa Untuk
Bersaksi bagi Yesus
Pemberitaan firman Allah adalah
bersaksi tentang Tuhan Yesus. Seorang
pengkhutbah tidak ada alasan yang munasabah yang membolehkan dia hidup tanpa
kuasa Roh Kudus sebagai penyampai firman Allah sebab Tuhan Yesus telah berjanji
bahawa Roh Kudus apabila Ia turun nanti akan memberi kuasa kepada
murid-murid-Nya menjadi saksi-Nya.
Walau bagaimanapun, menjadi saksi
bagi Tuhan Yesus tidak terhad kepada kegiatan penginjilan atau berkhutbah
sahaja melainkan kehidupan kita sendiri yang akan menjadi saksi bahawa Yesus
diam di dalam diri kita lalu menarik orang lain untuk datang kepada Tuhan Yesus
[13].
Petrus yang dahulunya pernah
menyangkal Tuhan Yesus dapat bersaksi tentang Dia dengan begitu berkesan sekali
sehingga 3,000 jiwa telah menerima Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan penyelamat
peribadi mereka pada kali pertama ia berkutbah.
Ini semua disebabkan oleh baptisan Roh Kudus[14].
Murid-murid Tuhan Yesus sanggup
disengsarakan dan menurut tradisi gereja rasul Yohanes dalam keadaan setengah
mati telah dibuang ke Pulau Patmos. Itu
semuanya adalah kerana baptisan Roh Kudus yang membuatkan mereka hidup penuh
penyerahan (Flp 1:20) sehingga mereka sanggup mengorbankan nyawa untuk Tuhan
Yesus[15]. Jika para pelayan gereja memiliki hidup penuh
penyerahan, gereja mampu mencapai kemandirian.
v)
Memberi Sinar Baru
Terhadap Firman Allah
Yang terutama harus kamu ketahui
ialah bahawa nubuatan-nubuatan dalam Kitab Suci tidak boleh ditafsir menurut
kehendak sendiri sebab tidak pernah nubuatan dihasilkan oleh kehendak manusia
tetapi oleh dorongan Roh Kudus, orang-orang berbicara atas nama Allah (2 Ptr
1:20-21).
Petikan ini menjelaskan bahawa
kita tidak dapat mentafsirkan firman Allah dengan kekuatan sendiri sahaja
melainkan kita perlu menjadikan Roh Kudus sebagai Guru untuk mengajar kita akan
erti firman Allah. Kita tidak mampu
menyelam ertinya hanya semata-mata atas daya usaha kita sendiri atau kemahiran
kita di dalam bidang eksegesis melainkan Roh Kuduslah yang akan memimpin kita
ke dalam seluruh kebenaran Alkitab (Yoh 16:13).
Paulus menulis “sebab Injil yang
kami beritakan bukan disampaikan kepada kamu dengan kata-kata sahaja, tetapi
juga dengan kekuatan Roh Kudus dan dengan suatu kepastian yang kukuh” (1
Tes 1:5a).
1 Korintus 2:14 menjelaskan
bahawa soal-soal rohani hanya dapat difahami oleh mereka yang rohani. Kebenaran firman Allah tidak terhad kepada
apa yang tertulis di dalam Alkitab sahaja melainkan yang tersurat juga. Injil Yohanes 14:26b mengatakan bahawa Dialah
(Roh Kudus) yang akan mengajar segala sesuatu kepada kita dan akan mengingatkan
kita akan semua yang telah dikatakan oleh Tuhan Yesus. Mereka yang sudah dibaptis dengan Roh Kudus
dapat menafsirkan Alkitab dengan lebih tepat dan dapat menerapkannya ke dalam
kehidupan manusia sebab mereka melakukannya atas pimpinan Roh Kudus.
Mereka yang berpendidikan
teologi, pelayanan mereka akan lebih berhasil sekiranya mereka rela menyerahkan
hidup mereka kepada Tuhan Yesus melalui baptisan Roh Kudus. Paulus mempunyai pelayanan yang lebih luas
dan berhasil berbanding rasul-rasul yang lain kerana ia adalah seorang yang
terpelajar dan diurapi oleh Roh Kudus.
Ini membuktikan kepada kita bahawa Allah menggunakan kelulusan akademik
yang kita memiliki bagi kemuliaan-Nya tetapi sekiranya kita tidak rela
menyerahkan hidup kita untuk melayani Dia dengan sungguh-sungguh, kelulusan
teologi yang kita miliki tidak bererti bagi-Nya malahan kelulusan itu mungkin
hanya menjadi kutuk dalam hidup kita sebab kita menggunakan kelulusan itu untuk
menghalang orang lain yang mahu masuk ke dalam kerajaan Allah (Luk 11:52).
Bila kita sedar bahawa Roh
Kuduslah yang mengajar kita tentang kebenaran Firman Allah, semangat kita akan
dibangkitkan untuk lebih mendalamkan pembelajaran kita tentang Alkitab. Ini akan menyelamatkan kita dari dua sikap
yang salah terhadap penafsiran Alkitab[16].
a) Kita menganggap bahawa atas usaha manusia untuk
mempelajari/menafsir Alkitab kita sudah menjadi pakar Alkitab. Dalam 1 Korintus 8:2 mengatakan bahawa jika
ada orang menyangka bahawa ia mempunyai sesuatu ‘pengetahuan’, maka ia belum juga mencapai pengetahuan sebagaimana
yang harus dicapainya. Pengetahuan di
sini adalah pengetahuan tentang Allah dan kebenaran-Nya.
b) Sikap tidak menaruh keyakinan kepada Allah untuk mengajar
kita tentang kebenaran firman-Nya. Ini dapat
dibuktikan dengan adanya pelayan firman Allah yang tidak mahu menerima kuasa
daripada Allah melalui baptisan Roh Kudus.
Tidak ada seorangpun yang
yang layak menerima baptisan Roh Kudus kerana itu bukan sesuatu yang kita
peroleh melalui usaha kita melainkan ia adalah pemberian percuma daripada
Allah. Satu-satunya syarat yang telah
ditetapkan oleh Alkitab untuk menerimanya adalah pertaubatan yang
sungguh-sungguh (Kisa 2:38) sebab hanya mereka yang sudah bertaubat dengan
sungguh-sungguh yang menyedari akan kelemahan mereka lalu hati mereka tergerak
untuk datang kepada Tuhan Yesus untuk menerima baptisan Roh Kudus yang memberi
kuasa kepada mereka (Kis 1:8). Kita
perlu ketahui bahawa baptisan Roh Kudus adalah kurnia Roh Kudus dan ia tersedia
bagi semua yang percaya kepada Tuhan Yesus sama ada yang ada sekarang atau
mereka yang akan datang nanti sebanyak yang akan dipanggil oleh Tuhan kita (Kis
2:39).
D) Roh Kudus Asas Pertumbuhan
Iman Jemaah
Roh Kudus sebagai asas
pertumbuhan iman para anggota Jemaah menuntut kita untuk memberi komitmen yang
serius terhadap pelayanan Roh Kudus sebab tanpa pelayanan Roh Kudus sukar bagi
anggota Jemaah mengalami pertumbuhan iman.
Apabila pelayanan Roh Kudus diabaikan:-
1) Para pelayan firman Allah
tidak mampu menyampaikan khutbah yang berkesan sebab mereka hanya bersandar
kepada kekuatan manusia sahaja lalu khutbah itu tidak mampu membangun iman para
anggota Jemaah;
2) Kehidupan
pemimpin/pelayan tidak menjadi teladan yang baik sebab kehidupan mereka tidak
ada bezanya dengan kehidupan orang-orang yang tidak mengenal Tuhan Yesus;
3) Para pelayan firman Allah
tidak mempunyai kesaksian hidup yang baik sebab mereka tidak dapat mengasingkan
diri dari dosa seperti kemabukan, rasuah, penyalahgunaan kuasa dan sebagainya;
4) Pengertian firman Allah
di kalangan pelayan adalah terlalu terhad (1 Kor. 2:14) yang menyebabkan bukan
sahaja iman mereka yang tidak bertumbuh tetapi mereka cenderung untuk
mengkufuri (menghujat) Roh Kudus (Mat 12:31-32) dan menyesat para anggota
Jemaah daripada kebenaran; dan
5) Mereka yang
diharap-harapkan untuk mengajar akan kebenaran firman Allah kerana mereka
inilah yang berpengetahuan tentang Kitab Suci ternyata mereka hanya menjadi
penghalang bagi mereka yang ingin masuk ke dalam kebenaran firman Allah
sedangkan mereka sendiri tidak mahu masuk ke dalamnya (Luk 11:52).
Berdasarkan lima perkara di atas,
kita tidak ada pilihan selain memberi tempat yang sewajarnya kepada Roh Kudus
di dalam kehidupan kita dan juga di dalam pelayanan gereja agar iman para
anggota gereja akan bertumbuh.
Salah satu kegiatan bagi kebanyakan gereja Tuhan adalah
mengadakan Kebaktian Kebangunan Rohani atau dengan sebutan glamournya KKR. Ini adalah kegiatan yang sangat baik dan membuktikan
bahawa kebanyakan Gereja berusaha untuk membangunkan iman para anggotanya. Namun kadang kala acara tersebut tidak layak
disebut KKR kerana khutbah-khutbah yang disampaikan ada yang langsung tidak
menyentuh tentang Roh Kudus lalu bagaimanakah para pendengar dibangunkan rohani
mereka? Tanpa memberi ruang yang
sewajarnya kepada Roh Kudus untuk bekerja di dalam sesuatu KKR, kebangunan
rohani sukar untuk terjadi. Ada gereja
yang menyebutnya sebagai Kebaktian Penyegaran Rohani. Apapun kita namakan acara itu ia tetap tidak
akan membangunkan iman anggota jika Roh Kudus tidak diberi tempat yang sewajarnya.
Sikap menyisihkan Roh Kudus di dalam arus
pelayanan perdana sesebuah gereja yang menyebabkan iman di kalangan anggota
sukar dibangunkan dan terjadilah di mana seseorang itu sekadar menjadi anggota
sesebuah gereja. Kehidupannya masih tidak ada perubahan. Kekristianan adalah perubahan hidup dari alam
kegelapan kepada alam terang kasih Tuhan Yesus.
Allah telah membawa umat Israel keluar dari tempat perhambaan di Mesir
kepada tanah perjanjian iaitu tanah Kanaan yang mengalir dengan madu dan susu.
Sama ada sesebuah Gereja itu memberi tempat yang
sewajarnya kepada Roh Kudus dalam pelayanannya sangat ditentukan oleh
kepimpinan sesebuah Gereja. Seorang
pemimpin yang menentang pelayanan Roh kudus sudah pasti ada masalah yang tidak
selesai di hadapan Tuhan. Pada pandangan
mata kasar, mungkn seseorang itu kelihatan baik-baik sahaja namun apabila kita
memeriksa dengan lebih mendalam lagi sudah pasti ada masalah besar dalam
kehidupan orang itu yang ia tidak mahu tinggalkan. Untuk tetap hidup dalam dunia kepura-puraannya,
orang itu akan menentang pelayanan Roh Kudus sebab apabila kita bertemu dengan
Tuhan, kita tidak ada pilihan selain meninggalkan segala tabiat yang tidak
memuliakan Tuhan (Kis 9:1-19a). Siapakah
di antara kita yang dapat bertahan di hadapan Tuhan?
[2] Peter Wagner, Manfaat
Karunia Roh, Malang: Gandum Mas, hlm 228
[3] Sebahagian dari Khutbah
penulis di Capel STS pada 18/9/2000.
[4] Perkataan ‘melihat’ (ayat 3) dan ‘masuk’ (ayat 5) dalam Bahasa Indonesia
diterjemahkan dalam Bahasa Melayu dengan satu perkataan sahaja iaitu ‘menikmati’. Terjemahan ini telah menghilangkan proses
kelahiran baru yang dimaksudkan oleh Tuhan Yesus ketika Ia berbicara dengan
Nikodemus. Penulis pernah meminta
penjelasan daripada Dr Daud Soesilo sebagai Pengerusi Jawatankuasa penterjemahan
Alkitab ke dalam Bahasa Melayu.
Penjelasan yang ia telah berikan ialah kalau di Indonesia, panggilan ‘kakak’ bagi saudara yang lebih tua
daripada kita belum tentu ia merujuk kepada seorang perempuan sebab di
Indonesia sama ada perempuan atau lelaki, kedua-duanya dipanggil kakak tetapi
di Malaysia panggilan kakak adalah khusus bagi saudara kita perempuan yang
lebih tua daripada kita. Penulis
menyimpulkan bahawa bila satu kata pun ada dua ertinya, dua kata yang berlainan
sudah pasti tidak mempunyai erti perincian yang sama.
[5] Yakub Ng, Gembala Anglikan, khutbah dalam Seminar Kerohanian Jemaah PCS Sinsuran
pada tahun 1993.
[6] Dennis & Rita Bennett, The Holy Spirit and You,
Old Tappan: Bridge Publishing, hlm 16-22.
[7] Ernst Leduning, Gembala SIB dalam khutbahnya ‘Alkitab dasar Kemandirian Gereja’ dalam Seminar Kerohanian Jemaah PCS Sinsuran
pada tahun 1993.
[8] Gary D. Kinnaman, And
Sign Shall Follow, Old Tappan: Chosen Books, hlm 35.
[9] David Pytches, Come Holy Spirit, Toronto: Holder and
Stoughton, hlm13-14
[10] Gary D. Kinnaman, And
Sign Shall Follow, Old Tappan: Chosen Books, hlm 59
[11] Ernst Leduning, Gembala SIB dalam khutbahnya ‘Alkitab dasar Kemandirian Gereja’ dalam Seminar Kerohanian Jemaah PCS Sinsuran
pada tahun 1993.
[12] Gary D. Kinnaman, And
Sign Shall Follow, Old Tappan: Chosen Books, hlm 59-66
[13] Gary D. Kinnaman, And
Sign Shall Follow, Old Tappan: Chosen Books, hlm 33-34
[15] Ernst Leduning, Gembala SIB dalam khutbahnya ‘Alkitab dasar Kemandirian Gereja’ dalam Seminar Kerohanian Jemaah PCS Sinsuran
pada tahun 1993
[16] T. Norton Strerret, How to Understand Your Bible,
Bombay: Joyti Pocketbooks, hlm 14-15.
No comments:
Post a Comment